Setiap anak itu dilahirkan berbeda – beda, punya keunikan
masing- masing. Tidak ada ada anak yang sama satu dengan yang lainnya, walaupun
anak kembar siam sekalipun. Pembaca masih ingat dengan dua orang anak perempuan
cantik kembar siam dari Pakistan, dimana kepala mereka bersatu. Akhirnya
keduanya lulus dengan menyandang gelar sarjana hukum (SH). Kenapa kedua mereka
bisa menamatkan kuliahnya pada fakultas hukum? Apakah kedua mereka punya cita-
cita yang sama ingin menjadfi hakim? Jawabannya “tidak”. Cita- cita mereka tidak sama, yang satu bercita- cita ingin
menjadi hakim, dan yang satu lagi ingin menjadi dokter, tetapi karena situasi
dan kondisilah yang akhirnya mereka berdua harus menjadi hakim. Setiap anak
terlahir dengan potensi yang berbeda- beda; memiliki kelebihan dan kekurangan
masing- masing. Ada anak yang berbakat di bidang menyanyi, ada yang berbakat di
bidang matematika, menari, bahasa, dan ada pula yang berbakat di bidang olah
raga. Dan kenyataan juga menunjukkan bahwa setiap anak tidak sama, ada yang
sangat cerdas, ada yang biasa- biasa saja, dan ada pula yang kurang cerdas.
Perilku anak juga beragam. Oleh karena itu, para pendidik terutama pendidik
pada anak usia dini perlu mengenal pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus.
Dengan memahami kebutuhan khusus setiap anak, diharapkan para pendidik mampu
mengembangkan potensi anak yang beraneka ragam tersebut dengan baik.
Ki Hadjar Dewantara (1957)
merangkum semua potensi anak menjadi cipta, rasa dan karsa. Teori multiple intelligencies (kecerdasan
ganda dari Gardner (1998) menyatakan ada delapan tipe kecerdasan. Biasanya anak
memiliki satu atau lebih kecerdasan, tetapi sangat jarang anak yang memiliki
semua kecerdasan tersebut secara sempurna, karena kesempurnaan itu hanyalah
milik Allah semata.
Penulis akan menguraikan kedelapan jenis kecerdasan anak
tersebut di atas dan penulis berharap semoga para orang tua dan guru yang
membaca tulisan ini tidak memaksakan kehendak kepada anak atau peserta didik,
tetapi mengarahkan anak atau peserta didik sesuai dengan kecerdasan yang
dimilkinya. Pada prinsipnya tidak ada anak yang bodoh atau pintar, yang ada
adalah anak yang menonjol dalam salah satu atau beberapa jenis kecerdasan.
Howard juga menyatakan bahwa kecerdasan bukanlah sesuatu yang sifatnya tetap.
Kecerdasan adalah kumpulan kemampuan atau keterampilan yang dapat ditumbuhkembangkan. 8 kecerdasan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kecerdasan Linguistik:
Yaitu kemampuan berbahasa, biasanya
anak- anak dengan kecerdasan linguistik ini lebih suka belajar dengan
mendengar. Mereka lebih sering menonjol dalam pelajaran bahasa, membuat puisi,
cepat menyerap kosa kata baru atau asing,, jadi anak- anak yang mempunyai
kecerdsan linguistik ini lebih mampu berbahasa asing dengan baik.
2. Kecerdasan logika Matematika:
Yaitu kemampuan yang lebih piawai bermain
dengan angka- angka, pemecahan masalah secara logis dan matematis. Kecerdasan
ini lebih sering digunakan oleh orang tua sebagai tolak ukur kepintaran seorang
anak.
3. Kecerdasan Intrapersonal:
Merupakan kemampuan mengenal emosi
diri sendiri dan orang lain, biasanya anak yang mempunyai kecerdasan ini sering
menyalurkan pikiran dan menumpahkan perasaannya dengan menulis diary (buku
harian), mempunyai motivasi intrinsik, menyukai pemikiran tentang filosofi
hidup dan dapat mengembangkan konsep diri dengan baik.
4. Kecerdasan Interpersonal:
Yaitu merupakan kecerdasan dalam
berhubungan dengan orang lain. Biasanya anak dengan kecerdasan interpersonal
ini lebih gampang dan supel dalam bergaul, mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan, suka berempati dan mampu memandang dari sudut pandang orang lain.
5. Kecerdasan Musikal:
Anak yang mempunyai kecerdasan
musical ini selalu tertarik mendengarkan music, dan memainkan alat musik, peka
terhadap suara- suara dan mampu mengerti nuansa dan emosi yang terkandung dalam
sebuah lagu. Anak yang mempunyain kecerdasan ini, kalau dia menyanyikan lagu-
lagu yang sedih, dia pasti mengucurkan air mata, sehingga memancing orang lain
juga untuk menangis.
6. Kecerdasan Visual dan Spasial:
Anak- anak yang mempunyai kecerdassan
ini, biasanya menykai seni, lukisan dan patung. Mempunyai kemampuan membaca
arah dengan baik, menikmati permainan puzzle. Biasanya suka menumpahkah pikiran
dan perasaannya dengan menggambar. Jadi anak yang mempunyai kecerdasan visual
dan spasial ini senang membongkar pasang mainannya, tidak mudah kesasar di
jalan walaupun dia belum pernah menempuh jalanan itu
7. Kecerdasan Kinestetik Jasmani:
Yaitu suatu kemampuan menggunakan
tubuh dengan terampil, punya kontrol. Ketangkasan dan keseimbangan gerak. Menyukai
pengalaman belajar yang nyata. Anak yang mempunyai nkecerdasan kinestetik jasmani
ini akan sangat senang kalau gurunya sering memberikan pembelajaran dengan
praktek, banyak mengadakan percobaan- percobaan (eksperimen),Ingatannya lebih
kuat terhadap yang pernah dia lihat yang pernah dialaminya.
8. Kecerdasan Naturalis:
Anak dengan kecerdasan ini sangat
menyukai ilmu- ilmu alam, senang memelihara tanaman hias, tertarik pada
masalah- maalah social, biasanya mampu membaca cuaca dan peduli terhadap lingkungan.
Jadi sangatlah zalim kalau orang tua atau guru hanya
menganggap bahwa anak yang pintar dan
cerdas itu adalah anak yang berprestasi di bidang matematika saja, sedangkan anak yang pintar
menari, pintar bergaul, pintar mengarang, pintar membuat puisi, pintar dalam
olah raga,pintar menghargai pendapat oarang senang memelihara tanaman,
menyayangi binatang dan senang memelihara lingkungan dan sebagainya tidak
termasuk ke dalam kategori anak pintar karena
dia lemah di bidang matematika. Yakinlah bahwa yang akan berhasil di
dalam kehidupannya kelak, bukan saja anak- anak yang pintar dan cerdas di
bidang matematika saja, tapi kalau dari sekarang semua orang tua bisa mengenali
jenis kecerdasan mana yang lebih menonjol pada anak- anaknya, dan dia berusaha untuk
mengasah lebih dalam dibidang yang disenangi anak tersebut, serta tidak lupa
membantu anak untuk meningkatkan kecerdasannya yang lain. Orang tua jangan
sekali- kali memaksakan kehendak agar anak anak menonjol pada kemampuan yang
bukan menjadi bakatnya. Hal tersebut dapat membuat sianak menjadi trauma, dan
akan berakibat fatal bagi perkembangan psikologisnya di masa yang akan datang.
Allahua’lam bishshawab.
Semoga bermanfaat
Ya memang sejatinya tiap anak memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Tetapi tidak semua anak yang tidak pintar matematika tidak di anggap pintar. Tiap anak memiliki khasnya masing-masing. Pasti ALLAH telah menciptakan apa yang terbaik untuknya. Bisa saja dia tidak memiliki tingkat kecerdasan dalam akademik tetapi dia memiliki prestasi pada bidang non akademik contohnya menggambar, mewarnai dll. Setiap kemampuan/ keterampilan atau minat dan bakat pasti akan berguna bagi dirinya sendiri. Terlebih jika orang tua mampu untuk lebih mengasah kemampuan anak tsb. Maka anak tsb akan mancapai hasil yang maksimal inshaAllah amin amin yra. IIS NAMIA PGSD-3 UMJ Bekasi
BalasHapusasslammualaikum wr.wb
BalasHapussaya setuju dengan bu ed kecerdasan yang dimiliki setiap anak memang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dalam bidangnya masing-masing. Mengenali kecerdasan pada anak kita sebagai orang tua atau guru harus bisa mengetahui tingkat kecerdasan anak, sehingga dari kecerdasan tersebut dapat dilihat mana yang paling menonjol diantaranya. Kemudian kecerdasan tersebut harus dikembangkan dan terus dikembangkan hingga anak berhasil sesuai dengan kemampuan bidangnya.
wasslammualaikum wr.wb
Nurmala Sari
PGSD 3
UMJ BEKASI
Assalamualaikum Wr.Wb ..
BalasHapus"Ki Hadjar Dewantara (1957) merangkum semua potensi anak menjadi cipta, rasa dan karsa. Teori multiple intelligencies (kecerdasan ganda dari Gardner (1998) menyatakan ada delapan tipe kecerdasan. Biasanya anak memiliki satu atau lebih kecerdasan, tetapi sangat jarang anak yang memiliki semua kecerdasan tersebut secara sempurna, karena kesempurnaan itu hanyalah milik Allah semata".
Mengutip tulisan di atas bahwasanya kecerdasan setiap anak berbeda. Saya sependapat, karena setiap anak tentunya mempunya kemampuan yang berbeda. Kemampuan yang dimiliki oleh anak tersebut hendaknya diberikan dukungan dan arahan agar lebih mengasah kemampuan yang dimiliki oleh anak menjadi lebih berkembang dan menjadikan prestasi dibidangnya. Dalam hal ini, disamping orang tua peran guru sebagai tenaga pendidik sangat penting dalam mengarahkan, membimbing dan mengasah bakat yang telah dimiliki anak, namun juga harus tetap mengingatkan pada kecerdasan yang lain agar kecerdasan anak pun seimbang.
Deuis Maryani (2012820190)
PGSD 7.A
UMJ BEKASI.
Assalamu'alaikum wr.wb...
BalasHapusSaya sangat setuju sekali dengan tulisan ibu,,karena pada dasarnya tingkat kemampuan dan kecerdasan anak itu berbeda-beda.Kemampuan yang dimiliki oleh anak tersebut hendaknya diberikan dukungan dan arahan agar lebih mengasah kemampuan yang dimiliki oleh anak menjadi lebih berkembang dan menjadikan prestasi dibidangnya. Dalam hal ini, disamping orang tua peran guru sebagai tenaga pendidik sangat penting dalam mengarahkan, membimbing dan mengasah bakat yang telah dimiliki anak, namun juga harus tetap mengingatkan pada kecerdasan yang lain agar kecerdasan anak pun seimbang.
Untuk itu para guru atau orang tua harus memahami gaya belajar untuk anak-anak didiknya. Seperti guru kelas atau bidang studi apabila dalam proses belajar mengajar harus menggunakan ketiga gaya belajar ini agar setiap anak dapat mengerti dan memahami dengan ingatan yang kuat pelajaran yang disampaikan, contoh ketika seorang guru sedang mengajar dikelas sebaiknyalah guru tersebut lebih aktif dalam menjelaskan dengan metode ceramah, media pembelajaran visual, dan gerakan-gerakan yang melambangkan materi pokok atau poin-poin penting yang sedang dipelajari. Dan apabila ingin lebih sempurna lagi maka terapkanlah PAIKEM ( Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, efektif dan menyenangkan) dalam proses belajar mengajar disekolah maupun dirumah.
Wassalamu'alaikum wr.wb....
DAFI SUPPIYATI
PGSD 3
UMJ BEKASI
setuju bu ed, setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda-beda, seperti yang diungkapkan oleh Gardner ada 8 potensi kecerdasan yang dapat dikembangkan dan tidak semua anak memiliki kecerdasan tersebut. keberhasilan pendidikan tidak bisa dilepaskan dari proses pembelajaran yang berlangsung, dalam proses pembelajaran seorang guru dituntut untuk dapat menciptakan atau menggunakan berbagai metode pembelajaran agar pembelajaran yang sedang berlangsung tidak membosankan bagi siswa. permasalahannya ialah sejauh ini proses pembelajaran masih berpusat pada guru, sedangkan siswa cenderung hanya duduk, mendengarkan, mencatat dan menghapal apa yang disampaikan oleh guru. sedangkan peran guru disini seharusnya memperhatikan perkembangan anak sesuai dengan tahapan perkembangannya, agar anak mampu mencapai perkembangan secara optimal. oleh karena itu guru harus mengubah atau menggunakan metode pembelajaran yang lebih variatif yang sesuai dengan karakteristik anak yang lebih menonjol sehingga menarik minat anak untuk menerima pelajaran.
BalasHapusLUTHFIAH (NIM:2012510101)
PAI 7
UMJ KAMPUS D BEKASI
setuju bu ed, setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda-beda, seperti yang diungkapkan oleh Gardner ada 8 potensi kecerdasan yang dapat dikembangkan dan tidak semua anak memiliki kecerdasan tersebut. keberhasilan pendidikan tidak bisa dilepaskan dari proses pembelajaran yang berlangsung, dalam proses pembelajaran seorang guru dituntut untuk dapat menciptakan atau menggunakan berbagai metode pembelajaran agar pembelajaran yang sedang berlangsung tidak membosankan bagi siswa. permasalahannya ialah sejauh ini proses pembelajaran masih berpusat pada guru, sedangkan siswa cenderung hanya duduk, mendengarkan, mencatat dan menghapal apa yang disampaikan oleh guru. sedangkan peran guru disini seharusnya memperhatikan perkembangan anak sesuai dengan tahapan perkembangannya, agar anak mampu mencapai perkembangan secara optimal. oleh karena itu guru harus mengubah atau menggunakan metode pembelajaran yang lebih variatif yang sesuai dengan karakteristik anak yang lebih menonjol sehingga menarik minat anak untuk menerima pelajaran.
BalasHapusAnak merupakan anuhrah yang diberikan oleh Alloh kepada kita yang patut kita jaga dan menyayanginya dengan setulus hati kita.
BalasHapusbegitupun dengan peserta didik yang kita ajarkan disekolah yang setiap anak dilahirkan berbeda-beda dengan memiliki keunikan nya masing-masing dab bakat yang berbeda juga. dengan perbedaan itulah para pendidik harus mampu mengembangkan potensi anak yang beraneka ragam tersebut dengan sebaik baiknya.
Anak merupakan anugrah yang diberikan oleh alloh kepada kita yang patut kita jaga dan menyayanginya dengan setulus hati kita.
BalasHapusbegitupun juga dengan peserta didik yang kita ajarkan disekolah yang setiap anak dolahirkan berbeda-beda dengan memiliki keunikan nya masing-masing dan bakat yang berbeda pula.
dengan perbedaan itulah,para pendidik harus mampu mengembangkan potensi anak yang beraneka ragam tersebut dengan baik.
Iim Imalia (2012820171)
PGSD 7a UMJ Bekasi
Siti Julaiha 25 Januari 2016.08.00
BalasHapusSy sangat setuju dengan artikel ibu mengenai Kenali Dengan Baik Anak dan Peserta Didik Anda.
Anak adalah sebagai anugrah dari Allah Swt yang harus kita jaga,kita rawat,kita didik dan kita besarkan dengan penuh kasih sayang yang iklas agar anak kita dapat menjadi anak yang sholeh dan sholeha sesuai dengan keinginan kita sebagai orang tua.Amin
Kita juga sebagai pendidik harus bisa memndidik anak didik kita seperti anak kita sendiri dan kita harus mendorong motivasi anak sesuai kemampuannya masing-masing tanpa membedakan kemampuan anak didik antara yang satu dengan yang lainnya.Karena mereka mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.Dengan adanya artikel ibu mudah-mudahan dapat memotivasi kita sebagai pendidik untuk memdidik anak didik kita dengan baik sesuai keinginan kita.Amin
Siti Julaiha
Mahasiswi PGMI Cempaka Putih
Nim:2014597034
Saya setuju dengan bu edriati...
BalasHapusAllah SWT menciptakan bahwa setiap anak dilahirkan dengan potensi yang berbeda-beda,masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan,dan berperilaku beragam.Kita sebagai pendidik harus memahami ,mengenal dan mampu mengembangkan potensi anak.terima kasih ibu.
Siti Afiatul Ulum ( 2014597042 )
PGMI Cempaka putih
Betul sekali. Sebagai orang tua diwajibkan untuk mengenali kecerdasan anak mulai dari usia dini karena setiap kecerdasan yang anak miliki akan menuntunnya untuk lebih berkreatifitas dan mengembangkan kecerdasannya. Dan sebagai guru juga wajib untuk mengenali macam-macam karakter, kecerdasan dan krmampuan para peserta didik kita karena disekolah guru adalah orang tua bagi peserta didiknya apalagi setiap anak memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Dengan mengenali kecerdasan anak dan peserta didik, sebagai orang tua dan guru mampu membimbing untuk terus mengasah keahlian/kemampuan/kecerdasan yang dimiliki oleh anak maupun peserta didik.
BalasHapusAndi Sastri Aisyah A.
(2014820208)
PGSD 3 Kampus D Bekasi
Setuju bu ed, tetapi sebagian besar orang tua masih berkeyakinan bahwa anak yg pandai adalah anak yg memiliki nilai bagus pada mata pelajaran eksak.Tidak mudah untuk mengubah mindset orang tua
BalasHapusSiti ratmiatun pgsd 7A UMJ
Memberikan motivasi kepada peserta didik untuk terus belajar merupakan suatu keharusan,agar peserta tidak bosan, untuk selalu semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, kita pasti tahu akan kemampuan peserta didik kita satu persatu, dan semua mempunyai tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Mashabi(2014597009) PGMI UMJ Cempaka Putih Jakarta.
BalasHapusMemberikan motivasi kepada peserta didik untuk terus belajar merupakan suatu keharusan,agar peserta tidak bosan, untuk selalu semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, kita pasti tahu akan kemampuan peserta didik kita satu persatu, dan semua mempunyai tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Mashabi(2014597009) PGMI UMJ Cempaka Putih Jakarta.
BalasHapusTerimakasih tulisan ibu dangan menginspirasi saya agar selalu memperhatikan kecerdasan di masing-masing peserta didik
BalasHapusDan kisah dua orang anak perempuan cantik kembar siam dari Pakistan, dimana kepala mereka bersatu. Akhirnya keduanya lulus dengan menyandang gelar sarjana hukum (SH). Kenapa kedua mereka bisa menamatkan kuliahnya pada fakultas hukum? Apakah kedua mereka punya cita- cita yang sama ingin menjadfi hakim? Jawabannya “tidak”. Cita- cita mereka tidak sama, yang satu bercita- cita ingin menjadi hakim, dan yang satu lagi ingin menjadi dokter, tetapi karena situasi dan kondisilah yang akhirnya mereka berdua harus menjadi hakim.
Menjadi referensi saya...
Sukses selalu untuk ibu.. Good luck
Nama : Nur'ainun
NIM : 2014597007
Jurusan :PGMI UMJ.Cempaka putih
assalamu'alaikum
BalasHapussaya setuju dengan tulian bu ed, memang seorang anak itu mempunyai tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. sebagai orang tua/ guru harus bisa mengenali tingkat kecerdasan anak, agar dapat di kembangkan dan di arahkan sesuai dengan kemampuan anak tersebut, sehingga anak akan mencapai kesuksesan nya di bidang yg mereka sukai.
selain mengarahkan anak, orang tua / guru juga harus selalu memberikan motivasi kepada anak agar anak selalu semangat dalam proses pembelajarannya, sehingga anak tidak mudah bosan dan tidak cepat menyerah sampai kesuksesan di raihnya.
terimakasih bu
Eneng Fahrunnisa
PAI 6
UMJ kampus D Bekasi
Benar sekali. Tidak sedikit guru yang hanya memandang sebelah mata terhadap peserta didiknya. Kesuksesan seseorang itu tidak dilihat seberapa pintarnya dia dlm bidang matematika. Seorang guru itu seharusnya memberikan motivasi mengarahkan siswanya agar mampu menjadi penerus bangsa yg baik. Tidak membeda bedakan mana murid yg pintar dan kurang pintar. Selain guru yg harus mengenali siswanya namun orng tua pun menjadi target serta point utama dalam hal mengenali anak terutama bakat yg ia punya dan guru yg mendorong serta membantu cara mengembangkannya krn orang tua dan murid itu saling berkesinambungan dalam hal mengenali karakter dan potensi peserta didiknya atau anaknya. Setiap manusia itu mempunyai keunikan dan kelebihan masing masing. Terima kasih bu tulisan itu sangat bermanfaat sekali
BalasHapus(Masyarofah PAI 6A UHAMKA)