Manusia hidup di dunia ini ibarat seorang perantau, yang di
suatu saat akan pulang ke kampung halamannya. Tak ayal lagi kalau seorang
perantau yang akan kembali pulang ke kampung halamannya tentu akan merasa malu
ketika dia pulang tidak membawa bekal yang banyak. Begitulah kita hidup di
dunia ini.
Manusia melalui beberapa alam, yaitu: 1) Alam barzah, yaitu
ketika kita masih di dalam kandungan Ibu 2) Alam dunia, ketika kita dilahirkan
sampai meninggal dunia 3) Alam kubur, ketika manusia sudah meninggal 4) Alam
akhirat, ketika manusia dibangkit kembali setelah hari kiamat nanti.
Tidak ada satu orangpun manusia yang akan hidup selama-
lamanya, semua pasti akan mati dan akan kembali kepada Sang Pencipta yakni
Allah SWT, serta akan mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan semasa hidup
di dunia.
Di bawah ini akan
diuraikan ayat- ayat tentang kematian
1. ”Setiap yang bernyawa
pasti akan merasakan kematian. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan
ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan” ( Qs. Ali ‘imran: 185 )
2. “ Dimana saja kamu berada,kematian akan
mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada dalam benteng yang tinggi lagi kokoh,
dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengartakan: “ ini adalah dari sisi
Allah”, dan kalau mereka ditimpa suatu bencana mereka mengatakan “Ini datangnya
dari sisi kamu (Muhammad)”. Katakanlah! “Semuanya datang dari sisi
Allah”, .aka mengapa orang- orang itu (orang munafik) hampir- hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun”. (QS. An
Nisaa’: 78)
3. “ Jikalau Allah menghukum manusia karena
kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatupun dari
makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang
ditentukan. Maka apabila telah tiba waktu (yang ditentukan) bagi mereka,
tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya”. QS. An Nahl : 61)
4. “ Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati
melainkan dengan izin Allah. Sebagai ketetapan tertentu waktunya. Barangsiapa
menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan
barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala
akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang- orang yang bersyukur”.
(QS. Ali ‘Imran: 145)
5. “ Katakanlah; Sesungguhnya kematian yang
kamu lari dari padanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu,
kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui tentang yang gaib dan yang
nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. Al
Jumu’ah ; 8)
Dari beberapa terjemahan ayat di atas dapat
kita ambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
Setiap yang bernyawa pasti akan mengalami
kematian.
2.
Kita tidak bisa menghindar atau lari
dari kematian.
3.
Kematian itu pasti akan datang
menjemput kita, walaupun kita sembunyi dibalik benteng yang kokoh sekalipun.
4.
Tiada seorangpun manusia yang dapat mempercepat kematiannya,
ataupun sebaliknya, yang dapat menunda kematiannya walau sedetikpun.
Sekarang yang menjadi pertanyaan, sudahkan
kita mempersiapkan diri untuk itu? Tidak seorangpun yang mau menemani kita di
dalam kubur, walaupun hanya sebentar saja. Tidak ada seorang anakpun yang mau
menemani Bapak/ Ibunya di dalam kubur, walaupun hanya semalam, padahal semasa
hidupnya dia sangat mencintai anak- anaknya, dia sebagai orang tua yang sangat
bijaksana sehingga dia juga sangat dicintai anak- anaknya. Tidak ada seorangpun
suami/ isteri yang mau menemani isteri/ suaminya di dalam kubur walaupun
semalam saja, padahal semasa hidupnya mereka saling mencintai dan saling
berjanji sehidup semati. Begitu juga dengan harta benda, kekayaan, pangkat dan
kedudukan semasa hidupnya, tidak akan dapat menemaninya di dalam kubur.
Sekarang yang menjadi pertanyaan
bagi kita semua Apa yang dapat kita bawa ketika kita sudah dipanggil menghadap
Allah SWT Sang Pencipta jagat raya ini? Jawabannya adalah sebagaimana sabda
Rasulullah SAW :
عن أبي هريرة رضى الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال :
إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية أو علم ينتفع يه أو ولد
صالح يدعو له
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a berkata,
Rasulullah SWA telah bersabada : “ Jika meninggal anak Adam (manusia) putus
semua amalnya, kecuali tiga perkara, sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat,
dan anak yang sholeh yang selalu
mendoakannya”. (Hr. Muslim)
Dari hadits di atas jelas bahwa
hanya tiga hal yang dapat membantu kita nanti setelah kita meninggal dunia,
yaitu:
1.
Sedekah jariah
2.
Ilmu yang yang bermanfaat
3.
Anak yang sholeh yang selalu
mendoakan kedua orang tuanya.
Sedekah Jariah:
Banyak hal yang dapat dikategorikan
kepada sedekah yaitu:
1.
Memberi air minum, dengan panggalian
sumur- sumur sumber air bersih.
2.
Memberi makan kepada orang yang
dikenal ataupun tidak dikenal.
3.
Membangun masjid.
“ Barang siapa yang menggali sumur, (kemudian) tidaklah
setiap yang memiliki ruh, baik dari kalangan manusia, jin, dan burung yang
minum dari sumur tersebut, melainkan Allah (pasti) akan membalasnya kelak di
hari kiamat. “ Dan barang siapa yang
membangun masjis karena Allah (semata), sekalipun (hanya) sebesar lubang
bertelur burung tekukur, niscaya Allah bangunkan rumah baginya di surga”
(terdapat dalam Ash- shahihain)
4.
Berinfak dalam menyebarkan ilmu
dengan cara membagi- bagikan mushhaf Al-Quran, buku- buku agama, membangun
tempat- tempat singgah untuk para musafir yang membutuhkan pertolongan dan yang
setaraf dengannya, seperti anak yatim, para janda dsb.
Ilmu Yang Bemanfaat :
Ilmu yang kita tuntut, kita pelajari
dan diajarkan lagi kepada orang lain dengan hati yang tulus, maka ilmu itu
disebut ilmu yang bermanfaat. Tidak ada alasan untuk pelit dengan ilmu. Karena
kalau kita mempunyai ilmu, diberikan lagi kepada orang lain, ilmu kita bukan
berkurang, tetapi semakin bertambah.
Anak Yang Sholeh:
Anak sholeh tidak terlahir, tetapi
terdidik. Pendidikan anak sangatlah penting untuk selalu dikaji. Anak sebagai
penerus bangsa dan juga agama, harus selalu dibekali dengan ilmu yang bisa
menjadi dasar dan bekal untuk dia dewasa nanti. Anak- anak harus diberi arahan
dengan bijak tanpa harus menggurui, namun penuh kasih sayang layaknya sahabat
yang saling berdiskusi.
Pendidikan tidak hanya dengan
menyekolahkan anak di sekolah bergengsi, namun juga dengan adab dan iman agar
menjadi bekal di akhirat, mampu menjadi anak yang berbakti, sholeh dan
sholehah, membanggakan orang tua, dan selalu mendoakan orang tuanya yang telah
tiada.
Sebagaimana dalam surat Luqman kita
ketahui, banyak nasehat- nasehat yang diberikan kepada anak- anaknya antara
lain:
1.
Jangan menyekutukan Allah.
2.
Berbakti kepada kedua orang tua.
3.
Berbuat baik kepada orang tua.
4.
Setiap perbuatan akan mendapat
balasan
5.
Mendirikan shalat, amar ma’ruf nahi
mungkar dan sabar
6.
Jangan sombong
Banyak orang tua bangga kalau
anaknya berprestasi di bidang matematika, IPA, B. Indonesia, B. inggris dan
sebagainya. Orang tua sedih kalau anaknya mendapat nilai jelek pada mata- mata
pelajaran tersebut, tetapi orang tua lupa menanyakan kepada anaknya sampai di
mana mengajinya, atau kebaikan apa yang telah diperbuat anaknya pada hari
itu,dan sudahkah anaknya menunaikan sholat karena orang tua berangkat si anak
masih tertidur pulas, dan ketika orang tuanya pulang, si anak pun sudah
tertidur pulas.
Tidak terlalu susah untuk mendidik
anak supaya menjadi anak yang pintar dan cerdas, tetapi tidah mudah mendidik
anak agar menjadi anak yang berakhlak mulia. Sudah terlalu banyak orang yang
pintar dan cerdas, tapi tidak banyak yang berakhlak mulia.
Semoga Bermanfaat
assalamu'alaikum, setiap yang bernyawa pasti akan mati (kullu nafsin daaiqotul maut) maka segala sesuatu yang berkaitan dengannya akan terputus pula (amal,ibadah) kecuali tiga perkara, sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat,
BalasHapusdan anak yang sholeh yang selalu mendoakannya. ketika kematian datang tidak akan ada seseorang pun yang mempersiapkan segala sesuatu seperti memperbanyak amalan dll, melainkan terkadang mereka lalai dalam kesenangan dunia.
terimakasih tulisan ibu telah mengingatkan saya akan amalan yang harus dipersiapkan sebelum kematian, karena tidak ada seorang pun yang tau akan ajalnya. waasalam..
Dari kutipan hadits diatas menggambarkan betapa harus bersyukurnya kita menjadi seorang guru. Sebab bukan sesuatu ilmu yang kita miliki, tetapi kefakiran kita (sedikit ilmu yang kita miliki). masih bisa dibagikan dan diajarkan ke anak didik tersebut. Maka, sungguh beruntungnya Insyaallah ilmu yang kita ajarkan akan mengalir melalui anak didik kita dan mereka yang akan membantu kita selaku pendidik di akhirat kelak. Amin..
BalasHapusNursyifa Fitria Rahmawati
UMJ Kampus D Bekasi
PAI 4
Assalamualaikum, artikel yang ibu share sangatlah bagus dan menarik untuk disimak apalagi artikel ini mengenai amalan yang tak pernah putus,sebagai seorang yang akan menjadi seorang pendidik mudah-mudahan kedepannya bisa memberikan ilmu yang bermanfaat bagi sesama Amin
BalasHapus(Rizki mubarok PAI 6B UHAMKA)
assalamua'laikum , setelah saya baca artikel yang ibu posting diatas ,timbulah motivasi dalam diri ini untuk giat kembali belajar dan mengajar dikarnakan hal itulah yang sebenarnya menjadi investasi paling baik dan menguntungkan bagi kita untuk mendapat cahaya syafaat dan ampunan dari Allah SWT.
BalasHapuscuman klo boleh saran , minta tolong ditambahkan ditambahkan dalil hadits/hadits di point "ilmu yan bermanfaat". syukron jazilan wa katsiron .
By. Abdullah Azzam Asy-syahid
Mahasiswa UMJ Kampus D Bekasi
PAI 4
Maaf bu maksudnya "dicantumkan dalil hadits/Al-quran"
BalasHapusassalamua'laikum, subhanallah trimakasih ibu atas artikel yang ibu posting di atas sangat tersentuh dalam jiwa sehingga termotivasi kembali agar senantiasa berbuat baik ke pada sesama dan slalu ingin memperbaiki amal ibadah karena kita tidak selamanya hidup di dunia akan tetapi semua yang bernyawa akan merasakan kematian.sekali lagi trimakasih ibu edri yang cantik atas postingan artikel-artikelnya sangat bermanfaat bagi kita semua..
BalasHapusUswatun khasanah (2013510111)
UMJ Bekasi
PAI 6
Assalamu'alaikum.
BalasHapusBenar sekali bu, hanya ketiga amalan itulah yang dapat menjadi bekal ketika nanti dipanggil untuk menghadap Allah SWT. Seperti yang sudah dijelaskan dalam hadits shahih yg ada pada artikel ini.
Namun, sekarang ini banyak sekali orang2 yang melakukan amalan amalan ibadah dan ketaatan sekehendaknya, yang dia menganggap bahwa amalan-amalan tersebut bisa memberikan manfaat kepada (si mayit) yang telah meninggal dunia. Padahal jika suatu amalan tidak disyari’atkan, maka amalan tersebut akan tertolak dan tidak diterima. Sebelum wafatnya, manusia bisa melakukan sebagian amalan-amalan yang pahalanya bisa terus mengalir setelah kematiannya. Yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang sholeh. Ketiga perkara itu tidak serta merta mudah diucapkan tapi sulit untuk dilaksanakan. Semua akan terwujud hanya dengan keikhlasan. Oleh sebab itu amalan-amalan yang tidak terputus ini berasal dari usahanya, bukan usaha orang lain, yang harus segera diamalkan sebelum datang ajalnya, dengan harapan untuk memberikan manfaat bagi dirinya sendiri, tidak menyandarkan dirinya kepada manfaat dari orang lain setelah kematiannya.
Wallahu a’lam bisshowab.
Lisa Lestari
PAI 4
UMJ Kampus D Bekasi