Guru adalah ujung tombak suatu pembelajaran. Keberhasilan seorang peserta didik di dalam pelajaran sangat tergantung kepada sejauh mana peran seorang guru dalam hal itu. Semua orang yakin bahwa guru memilki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia adalah makhluk lemah yang dalam perkembangannya senantiasa membutuhkan bantuan orang lain, sejak lahir sampai pada saat meninggal. Demikian juga halnya dengan peserta didik; ketika orang tua menyerahkan anaknya ke satu lembaga pendidikan (sekolah), pada saat itu juga ia menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat pendidikan yang baik serta dapat berkembang secara optimal.
Anak itu dilahirkan membawa potensi masing- masing. Orang tua punya keterbatasan, baik waktu, tenaga serta kemampuan, maka tugas sekolah adalah menggali potensi anak, membina potensi itu, dan selanjutnya mengembangkannya. Jadi, minat, bakat, kemampuan serta potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Guru memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian peserta didik guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia serta mensejahterakan masyarakat dan memajukan negara dan bangsa.
Untuk memenuhi tuntunan tersebut, guru harus mampu memaknai pembelajaran, serta menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik. Untuk kepentingan tersebut, Pullias dan Young (1988), Manan ( 1990) serta Yelon and Weinstein (1997) dapat diidentifikasikan sedikitnya ada 19 peran guru dalam pembelajaran yaitu:
1. Guru Sebagai Pendidik.
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya. Oleh sebab itu guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.
2. Guru Sebagai Pengajar.
Sejak adanya kehidupan, sejak itu pula guru telah melaksanakan pembelajaran, dan memang hal tersebut merupakan tugas dan tanggung jawabnya yang ppertama dan utama. Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya.
Perkembangan teknologi mengubah eran guru dari pengajar yang bertugas menyampaikan materi pembelajaran menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik.
3. Guru Sebagai Pembimbing.
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (journey0 yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral, dan spritual yang lebih dalam dan kompleks.
4. Guru Sebagai Pelatih
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih
5. Guru Sebagai Penasehat.
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua peserta didiknya,meskipun mereka tidak mendapatkan latihan khusus sebagai seorang penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang.
6. Guru Sebagai Pembaharu (Innovator)
Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lau ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik.
7. Guru Sebagai Model dan Teladan.
Guru merupakan model atau teladan bagi peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai seorang guru.
8. Guru Sebagai Pribadi.
Sebagai pribadi yang berkecimpung di bidang pendidikan, guru haru s mempunyai kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Tuntutan akan kepribadian sebagai seorang pendidik kadang- kadang dirasakan lebih berat dibanding profesi lainnya.
9. Guru Sebagai Peneliti.
Pembelajaran merupakan seni, yang dalam pelaksanaannya memerlukan penyesuaian- penyesuaian dengan kodisi lingkungan. Unutk itu diperlukan penelitian yang di dalamnya melibatkan guru.
10. Guru Sebagai Pendorong Kreativitas.
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran, dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreativitas tersebut.
11. Guru Sebagai Pembangkit Pandangan.
Dunia ini adalah panggung sandiwara, yang penuh dengan berbagai kisah dan peristiwa, mulai dari kisah nyata sampai yang direkayasa. Dalam hal ini guru dituntut untuk memberikan dan memelihara pandangan tentang keagungan kepada peserta didiknya.
12. Guru Sebagai Pekerja Rutin.
Guru bekerja dengan keterampilan dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin yang amat diperlukan dan seringkali m,emberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak dilaksanakan dengan baik, maka bisa mengurangi atau merusak keefektifan guru pada semua perannya.
13. Guru Sebagai PemindaH kemah.
Hidup ini dinamis, selalu berubah, dan guru adalah pemindah kemah yang suka memindah- mindahkan dan membantu peserta didik meninggalkan hal lam menuju sesuatu yang baru yang bisa mereka alami.
14. Guru Sebagai Pembawa Cerita.
Sudanh menjadi sifat manusia untuk mengenal diri dan menanykan keberadaannya serta bagaimana berhubungan dengan keberadaan itu. Semua dapat diperoleh melalui cerita. Guru dengan menggunakan suaranya memperbaiki kehidupan dengan puisi dan berbagai cerita tentang manusia.
15. Guru Sebagai Aktor
Sebagai seorang aktor guru harus melakukan apa yang ada dalam naskah yang telah disusun dengan mempertimbangkan pesan yang akan disampaikan kepada penonton, dengan penampilan yang sebagus dan semenarik mungkin, agar para penontonnya mengikuti dengan sungguh- sungguh, sehingga mereka bisa menangis ataupun ketawa sesuai dengan certia yang diperankan oleh aktornya.
16. Guru Sebagai Emansipator.
Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami poteni peserta didikny, menghormati setiap insan, dan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan budak stagnasi kebudayaan'
17. Guru Sebagai Evaluato.
Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variabel lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Tidak ada pembelajaran tanpa penilaian.
18. Guru Sebagai Pengawet.
Untuk dapat mengawetkan pengetahuan sebagai salah satu komponen kebudayaan, guru harus mempunyai sikap positif terhadap apa yang harus diawetkan, agar tidak terjadi hambatan yang berarti dan selalu melaksanakan tugas dengan motivasi instrinsik dan meras bekerja sebagai robot.
19. Guru Sebagai Kolminator.
Tiada seorangpun manusia yang mengetahui kapan kehidupan dimulai dan kapan pula diakhiri, demikian pula kegiatan belajar.
Guru adalah orang yang mengarahkan proses pembelajaran secara bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Peran guru segai kulminator terpadu dengan peran sebagai evaluator.
Demikian tulisan singkat ini, semoga bermanfaat bagi penulis dan juga bagi para pembaca.
Wassalaamu'alaikum WW.