Minggu, 30 Oktober 2016

Keterampilan Komunikasi Seorang Guru





Komunikasi antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran merupakan salah satu aspek penting yang menentukan kualitas proses pembelajaran. Selain itu, perilaku guru dan peserta didik  dalam proses pembelajaran akan menentukan bentuk komunikasi yang digunakan. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, strategi pembelajaran yang akan digunakan, keputusan- keputusan yang mesti dilaksanakan dalam pembelajaran, rencana pembelajaran yang harus dilaksanakan, semua tersebut harus mampu dilaksanakan oleh guru denghan membangun komunikasi yang efektif dengan seluruh warga sekolah. Proses pembelajaran di dalam kelas merupakan proses transformasi pesan edukatif berupa materi pembelajaran dari guru kepada peserta didik. Keberhasilan proses pembelajaran akan sangat tergantung kepada efektivitas proses komunikasi yang terjadi antara guru daqn peserta didik.
Guru merupakan pihak nyang paling bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran, sehingga guru sebagai pendidik dituntut untuk memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang efektif, sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Fungsi Komunikasi Dalam Pembelajaran
1.      Pengendalian.
Komunikasi berfungsi sebagai pengendalian dalam pembelajaran, artinya komunikasi berfungsi untuk mengendalikan perilaku peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga tercapainya tujuan pembelajaran.
2.      Motivasi.
Komunikasi berfungsi sebagai motivasi. Komunikasi dapat memperkuat motivasi peserta didik dalam pembelajaran dengan cara menjelaskan kepada peserta didik mengenai apa yang harus dipelajari, bagaimana cara mempelajarinya, dan apa tujuan yang ingin dicapai dari apa yang dipelajari tersebut. Dengan komunikasi yang baik dan efektif, guru berperan strategis untuk mengembangkan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran yang dilauinya.
3.      Pengungkap Emosi.
Komunikasi merupakan saran untuk pengungkapan emosi dalam proses pembelajaran. Seperti kita pahami bahwa proses pembelajaran di sekolah merupakan proses yang di dalamnya terjadi interaksi antar berbagai karakter peserta didik, dimana dalam interaksi tersebut terjadi proses pengungkapan emosi. Oleh karena itu, komunikasi merukana pelepsan ungkapan emosi perasaan dan p[emenuhan kebutuhan social peserta didik.
4.      Informasi.
Komunikasi dapat memberikan informasi yang diperlukan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Selain itu, guru memberikan informasi kepada peserta didik melalui penyampaian materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
5.      Bahan Diskusi.
Komunikasi berfungsi sebagai bahan diskusi, yakni menyediakan informasi yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
6.      Sosialisasi.
Komunikasi berfungsi sebagai media susialisasi, yakni sebagai sarana  sosialisasi antara guru dan poeserta didik. Dalam hal ini, komunikasi menyediakan dan mengajarkan tenatang pengetahuan, bagaimana bersikap sesuai dengan nilai- nilai yang ada di lingkungan social, serta bertindak sebagai warga sekolah yang baik.
7.      Hiburan.
Komunikasi berfungsi sebagai hiburan. Bahwa komunikasi merupakan media hiburan yang mudah dan murah bagi guru dan pesrta didik. Melalui komunikasi sebagai hiburan,  maka setiap guru dan peserta didik akan terlibat dalam proses pembelajaran yang menyenangkan.
8.      Integrasi.
Komunikasi berfungsi sebagai alat integrasi. Melalui komunikasi, terjadi integrasi diantara ragam perbedaan yang dimiliki oleh peserta didik. Dalam hal ini, komunikasi juga berfungsi sebagai perekat diantara perbedaan yang ada.
9.      Pendidikan.
Komunikasi berfungsi untuk pendidikan. Bahwa komunikasi mendidik dan memberikan pengetahuan yang cukup kepada guru untuk mentransfer pengetahuan dan segala kompetensi yang berhubungan dengannya, sebagai bagian dari proses pendidikan bagi peserta didik.
10.  Kebudayaan.
Komunikasi berfungsi untuk memajukan kebudayaan. Melalui pendidikan dan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan peserta didik, maka sesungguhnya kebudayaan sedang dibangun.

Tujuan Komunikasi Dalam Pembelajaran.

1.      Menciptakan pengertian yang sama terhadap setiap pesan dan lambang yang disampaikan oleh guru kepada peserta didik.
2.      MMerangsang pemikiran peserta didik untuk memikirkan pesan dan rangsangan yang ia terima dari guru.
3.      Melakukan suatu tindakan yang selaras dengan pesan yang diterima peserta didik sebagaimana diharapkan dengan adanya penyampaian pesan tersebut, yaitu untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
4.      Pesan bagi peserta didk memperhatikan nada dan pengaruhnya terhadap peserta didik. Pilihan kata dan nada dalam pesan peserta didik diperhatikan sedemikian rupa untuk menghindari adanya pengaruh negative terhadap peserta didik.
Bentuk- Bentuk Komunikasi Dalam Pembelajaran:
1.      Komunikasi Verbal
Yaitu bentuk komunikasi dimana pesan disampaikan secara lisan atau tertulis menggunakan suatu bahasa. Bahasa didefinisikan sebagai perangkat kata  yang disusun secara terstruktur sehingga menjadi kalimat yang mengandung arti.
Bentuk  komunikasi verbal antara lain:
a.      Berbicara.
b.      Menulis
c.       Menulis
d.      Mendengar
Kelebihan dan Kekurangan  komunikasi verbal:
Kelebihan:
a.      Komunikasi verbal memungkinkan terjadinya interaksi secara langsung, serta memperoleh umpan balik secara langsung pula, sehingga pemahamannya dapat teruji secara langsung pula
b.      Para pelaku komunikasi dapat berbagi dan bertukar gagasan sehingga dapat memecahkan masalah, karena ditemukannya titik temu antar kepentingan guru dan peserta didik.
c.       Baik guru maupun peserta didik bisa menyampaikan secara langsung kebutuhan dan kepentingannya.
Kekurangan:
a.      Tidak adanya kesadaran bahwa pembicaraan (komunikasi lisan) sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran
b.      Berbicara secara spontan, tanpa melakukan persiapan apa yang akan dikatakan dan bagaimana cara mengatakannya
c.       Tidak  memikirkan tujuan sebelum dilakukan pembicaraan, dalam merumuskan pesan yang akan disampaikan dan khalayak yang menjadi sasarannya
d.      Tidak merancang dan menyampaikan pesan secara logis
e.      Guru terkadang cenderung memanipulasi pembicaraan
f.        Terkadang muncul sikap melecehkan peserta didik secara verbal


2.      Komunikasi Non Verbal.

Komunikasi non verbal merupakan bentuk komunikasi yang paling dasar dari komunikasi. Secara sederhana,  komunikasi non verbal dapat didefinisikan sebagai komunikasi tanpa kata- kata.
Beberpa macam bentuk komunikasi non verbal:
a.      Gerakan tubuh
b.      Gerakan/ Perilaku mata
c.       Sentuhan:
1.      Kinesthetic, merupan isyarat yang ditunjukkan dengan bergandengan tangan untuk mengungkapkan keakraban atau kenesraan.
2.      Siciofugal, merupakan isyarat yang ditunjukkan dengan berjabatan tangan atau saling merangkul untuk menunjukkan dimulainya persahaban.
3.      Thernal, merupakan isyarat yang ditandai dengan sentuhan yang lebih emosional sebagai tanda persahabatan yang intim. Misalnya menepuk bahu, aju tinju, dan adu telapak tangan
Hambatan dan Solusi Dalam Komunikasi Pembelajaran
Beberapa pakar komuniksai mengemukakan tentang hambatan yang umumnya terjadi dalam komunikasi. Misalnya Ludlow dan Panton (1996) yang mengelompokkan kendala komunikasi ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1.      Kendala penerimaan
Kendala dalam penerimaan yang meliputi rangsangan dari lingkungan, sikap  dan nilai- nilai penerima, kebutuhan dan harapan penerima.
2.      Kendala dalam pemahaman
Kendala dalam pemahaman meliputi bahasa, masalah semantic, kemampuan penerima un tuk mendengar  dan menerima, panjang komunikasi serta perbedaan status.
3.      Kendala dalam penyambutan
Kendala dalam penyambutan meliputi praduga, konflik pribadi antara pengirim dan penerima.

Hambatan- hambatan menurut Usman (2008) adalah:

1.      Komunikator menggunakan bahasa yang sukar dipahami
2.      Perbedan persepsi akibat latar belakang yang berbeda
3.      Terjemahan yang keliru
4.      Kegaduhan
5.      Gangguan fisik (Gagap, tuli, buta dsb)
6.      Semantik ( pesan bermakan ganda)
7.      Budaya baca, tulis dan diam
8.      Kecurigaan
9.      Teknik bertanya yang buruk
10.  Teknik menjawab yang buruk
11.  Tidak jujur
12.  Tertutup
13.  Destruktif
14.  Kurang dewasa
15.  Kurang respek
16.  Kurang menguasai materi
17.  Kurang persiapan
18.  Kebiasaan sebagai pembicara dan pendengar



                                                                Semoga Bermanfaat





Etos Kerja Seorang Guru







Bagaimana menjadi guru yang baik? Ini merupakan pertanyaan yang susah- susah gampang untuk dijawab. Apakah dengan bekerja sesuai aturan, mampu mengajar dengan baik, datang tepat waktu, sikap dan perilakunya terpuji sudah cukup menjadikan seseorang menjadi guru yang baik? Mungkin seperti itulah harapan setiap orang tua siswa kepada gurunya.
Setiap orang yang berprofesi sebagai pendidik (guru dan dosen), mau tak mau harus memperhatikan bagaimana etos kerjanya. Sebetulnya bukan profesi pendidik saja yang dituntut demikian, tapi semua jenis profesi seharusnya memiliki etos kerja yang tinggi. Khusus pendidik, mungkin kriteria yang ditetapkan sedikit lebih berat disbanding profesi lainnya.
Menjadi Guru yang baik itu memang tidak mudah, kecuali bagi mereka yang sejak awal bertekat untuk selalu meningkatkan etos kerjanya. Di bawah ini akan diuraikan sejumlah petunjuk  bagaimana meningkatkan etos kerja seorang guru yang mungkin dapat dipakai sebagai pegangan Bapak dan Ibu guru.
1.      Selalu mempersiapkan materi pelajaran.

Seorang guru yang kompeten harus selalu siap dengan materi yang akan disampaikan hari nitu kepada siswa- siswanya. Begitu memasuki kelas, otaknya sudah punya gambaran apa saja yang harus diajarkan pada hari itu. Guru yang tidak siap mengajar di hari itu, akan terciri dengan tingkaah polahnya sebelum dan sesudah dia memasuki kelas. Ada yang tiba- tiba sakit perut, sebelum masuk kelas membuat teh atau kopi terlalu panas, sehingga dia harus menunggu teh atau kopinya agak dingi sehingga dia bisa meminumnya. Itu semua adalah suatu pertanda guru tersebut tidak siap mengajar di hari itu.

2.      Selalu Tepat Waktu.

Kalau masih ingin dihormati peserta didik, usahakan selalu datang tepat waktu. Guru yang sering datang terlambat akan menjadi preseden buruk bagi peserta didiknya. Guru yang sering datang terlambat sangat menjengkelkan peserta didiknya. Mereka merasa diperlakukan ntidak adil, tidak diizinkan masuk, kecuali mendapat izin dari guru piket ataupun kepala sekolah, tapi apa ada sangsi dari kepala sekolah kepada guru- guru yang terlambat? Ada kebiasaan guru yang tidak patut ditiru. Guru yang satu ini seringkali melihat jam tangannya, seolah-olah ingin cepat- cepat mengakhiri pembelajaran, padahal waktu mengajarnya masih belum berakhir. Guru yang tidak menepati waktu ini, akan merugikan para peserta didiknya  yang begitu bersemangat menanti kehadiran  gurunya di kelas. Hal itu akan dapat mengurangi semangat belajarnya, yang mengakibatkan hilangnya respek pada guru tersebut.

3.      Bekerja Dengan Target Rasional.

Semua kita tahu bahwa tingkat kecerdasan peserta didik itu berbeda- beda. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kecerdasan seorang anak, disamping faktor bawaan, faktor domisili dan faktor- faktor lainnya. Setiap guru harus mengerti kemampuan peserta didiknya dengan baik agar dapat menentukan target yang harus di kejar. Seharusnya guru tidak mengkompetisikan seorang peserta didik yang satu dengan yang lainnya., tapi guru hendaknya mengkompetisikan seorang anak dengan diri anak itu sendiri.

4.      Mengisi Jam Kerja Secara Efektif.

Selama berada di sekolah, seluruh waktu, tenaga dan pikirannya semata- mata diinfakkan untuk sekolah. Selama berada di sekolah, dirinya tidak mau disibukkan oleh urusan yang tidak ada hubungannya dengan dengan sekolah. Urusan sekolah tidak bisa dicampuraduk dengan urusan rumah tangga, bisnis dan sebagainya. Ini namanya korupsi waktu. Guru yang baik tidak akan pernah menyisakan sedikit waktu kerjanya untuk berleha- leha, karena ia menyadari bahwa gaji setiap bulan yang diterimanya itu harus diganti dengan memberikan kontribusi yang optimal terhadap tugas dan kewajibannya.

5.      Tanggung Jawab Terhadap Program.

Guru adalah sosok pribadi yang bertanggungjawab. Bertanggungjawab kepada peserta didik, masyarakat sekitar, dirinya sendiri dan Allah Yang Maha Esa. Tanggungjawab kepada peserta didiknya tidak terbatas pada mencerdaskan saja, namun lebih dari itu, yakni melakukan pembinbanaan sehingga memiliki pribadi yang tangguh dan bertanggungjawab. Di sekolah ia bertanggungjawab penuh melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pendidik, di tengah masyarakat ia dituntut tanggungjawabnya sebagai anggota masyarakat. Dan iapun harus bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri. Bertanggungjawab terhadap dirinya itu artinya melaksanakan tugas dan kewajiban tersebut bukan karena ingin dipuji, melainkan karena tuntutan hati nuraninya sendiri.

6.      Kreatif dan Inovatif
Disamping punya tanggungjawab besar, seorang guru dituntut untuk selalu mengembangkan dirinya. Guru tidak boleh berkreasi, karena proses kreatif itulah yang diharapkan para peserta didik kepada gurunya. Seorang guru yang baik adalah sosok yang selalu berusaha  menuangkan proses kreatif kepada peserta didiknya. Seorang guru adalah pencipta dalam lingkup sekolah. Ia harus berani menciptakan sesuatu dari tidak ada menjadi ada, mampu mengubah sesuatu yang awalnya tidak bernilai menjadi bernilai tinggi. Karena ia harus member nilai kepada tugas- tugasnya sebagai seorang pendidik yang mempunyai tanggungjawab moral mencerdaskan anak bangsa. Seorang guru yang kreatif dan inovatif tidak boleh kalah dengan keadaan, tetapi ia dituntut untuk mengubah keadaan.

7.      Tidak Mudah Putus Asa

Guru adalah garda depan bangsa ini, sejauh ini, masih banyak guru yang masih menunjukkan tanda- tanda perjuangan atas profesinya. Kalau kita mau menoleh sedikit ke pelosok pedesaan, potret perjuangan itu terekam dengan jelas. Tetapi pada saat yang sama di kota, banyak guru yang mengeluhkan minimnya kesejahteraan dan fasilitas yang dirasa belum mencukupi. Ambiguitas ini memang sangat menodai citra guru sebagai pejuang tanpa tanda jasa, walaupun semua pihak dapat memaklumi kenapa hal ini  terjadi.

8.      Konsisten dan Konsekuen.

Konsisten dan konsekuen adalah dua kata yang saling isi dan melengkapi. Kedua kata ini dapat dipakai sebagai tolok ukur dedikasi seorang guru dalam tugasnya. Seorang guru hendaknya memegang teguh sikap dan perilakunya, disamping menyelaraskan antara ucapan dengan perbuatannya. Seorang guru harus berani berkorban demi keyakinan yang dipegangnya, dalam rangka mencerdaskan anak bangsa ini. Kosisten artinya taat azas. Hal ini merujuk pada keteguhan dalam pendirian dan keyakinan. Sedangkan konsekuen artinya satunya kat dengan perbuatan. Seorang guru, disamping istiqamah dalam pendirian, kata- katanya harus dapat dijadikan pegangan. Sekali terucap, selamanya menjadi pedoman bagi peserta didiknya. Guru yang konsisten adalah guru yang punya pendirian dan mempertahankan pendiriannya sekuat tenaga. Ia tidak mudah diombang- ambingkan oleh pendapat orang lain yang belum tentu benar. Tetapi bukan berarti ia tidak menerima pendapat orang lain, ia hanya bersikap kritis. Tidak semua pendapat orang lain diterimnya mentah- mentah sebelum ia merassa yakin akan kebenarannya. Kosisten bukan berarti kaku, tetapi tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain. Hal ini mencerminkan sosok guru yang cerdas, sebab dengan kecerdasannyalah ia dapat mematahkan pendapat orang lain yang terbkti tidak benar.

9.      Senang Membaca dan Belajar.

Sebagai seorang guru, dua aktivitas tersebut harus selalu melekat dalam hidupnya. Membaca dan belajar merupakan kegiatan yang tidak boleh diabaikan begitu saja oleh seorang guru professional. Bahkan itu menjadi tugas pokok sebagai seorang guru. Sejalan dengan QS: Al-‘Alaq ayat 1 s/d 5 yang artinya sebagai berikut “ Bacalah! Dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah! Dan Tuhanmu muliakanlah, yang mengajarkan manusia dengan qalam, Dia mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya”. Idealnya setiap guru memilki perpustakaan pribadi di rumahnya. Perpustakaan tersebut akan menambah wawasan dan pengetahuan yang berguna untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya. Tentunya bukan sekedar rak- rak yang hanya dengan buku panduan, buku paket, tetapi juga buku- buku baru yang berkaitan dengan disiplin ilmunya maupun tidak.

10.  Senang Menulis.


Menulis merupakan keahlian khusus yang membutuhkan pembiasaan dan ketekunan. Banyak orang pintar, punya banyak ide, tetapi tidak mampu menuangkannya ke dalam bentuk tulisan. Dunia pendidikan tidak bisa dipisahkan dengan dunia tulis menulis. Keduanya itu merupakan sekeping mata uang yang saling melengkapi. Jadi ketika kita berbicara tentang dunia pendidikan, de dalamnya tercakup dunia tulis menulis. Idealnya seorang guru yang bagus metode mengajarnya, bagus pula tulisannya. Artinya profesionalismenya itu tidak terbatas secara lisan saja, tetapi juga tulisan.