A.
Kondisi awal
pada saat penulis menjabat sebagai kepala sekolah.
Awal Oktober 2011, tepatnya 11Oktober
2011, penulis memulai aktifitas di SD Muhammadiyah I Jakarta sebagai kepala
sekolah pengganti kepala sekolah yang masih aktif.
Penulis tertarik untuk menjawab tantangan
pengurus Muhammadiyah Wilayah DKI Jakarta yang meminta penulis untuk menjadi
kepala sekolah di sini, dimana sekolah ini sudah hampir mati.Ketika penulis
masuk ke sekolah ini menjadi kepala sekolah, siswanya berjumlah 72 orang dari
kelas I s/d kelas VI.Ini adalah sekolah Muhammadiyah terburuk ke dua yang
penulis temukan di DKI Jakarta.Namun penulis bertekat waktu itu, bahwa sekolah
ini pasti bisa maju. Penulis mendapat dukungan moril dari sana- sini, diantaranya dari Bapak-
Bapak Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang penulis kenal, dari teman- teman serta
adik- adik penulis sendiri yang notabene guru dan dosen. Semua mereka
mengatakan, insya Allah ini akan maju, kalau penulis yang menangani.
Ucapan- ucapan yang dilontarkan oleh
orang- orang tersebut sangat menjadi motivasi bagi penulis untuk membenahi
sekolah ini dengan sepenuh hati. Penulis menganggap, ucapan itu adalah doa. Dan
satu lagi kekuatan yang tidak kalah pentingnya yang selalu penulis tanamkan di
jiwa penulis sendiri dimanapun penulis bekerja adalah ”di mana saya bekerja, di
situ adalah rumah saya”, sehingga penulis selalu berusaha bekerja dengan hati,
agar hasil yang didapatkan juga akan sesuai dengan hati.
Hari pertama penulis beraktifitas di
sekolah itu, penulis mengamati dan mempelajari, apa penyebab sekolah ini
hancur, padahal SD Muhammadiyah I adalah SD Muhammadiyah tertua di DKI Jakarta,
yang berdiri pada tahun 1927, dan alumninya banyak yang menjadi orang
terpandang di Indonesia, diantaranya “Bapak H.A.M Hendro Priyono”, mantan ketua
Badan Intelijen Negara ( BIN ) yang
pertama, Ibu Hj. Nani Wijaya, artis ternama di Indonesia dan banyak lagi yang
lainnya. Ternyata menurut pengamatan penulis dalam tempo satu hari saja,
penulis melihat, bahwa penyebab hancurnya SD Muhammadiyah I Jakarta ini, karena
hancurnya sistem di lembaga ini.Tidak ada aturan yang jelas, kepala sekolah
datang dan pulang semaunya, guru- gurunyapun seperti itu pula.Kepala sekolah
dan guru- gurunya adalah sebagai kutu loncat, disamping mengajar di
Muhammadiyah, mengajar juga di SD Negeri petang, sehingga layanan dan perhatian
yang diberikan kepada peserta didik di SD Muhammadiyah I ini, jauh dari harapan
orang tua.Maka penulis menyimpulkan bahwa sistem yang hancur yang membuat
sekolah ini hancur. Konon kabarnya menurut cerita orang tua peserta didik yang
tersisa mengatakan, tiap hari ada saja orang tua yang meminta surat pindah,
bahkan satu hari ada 10 s/d 15 orang yang pindah.
Minggu pertama penulis berada di sekolah
ini, penulis belum bisa berbuat banyak, karena kepala sekolah yang lama belum
resmi berhenti dan belum serah terima jabatan.Jadi satu minggu itu ada dua
kepala sekolah.Tapi di minggu kedua penulis mulai bisa bergerak, karena kepala
sekolah lama sudah tidak datang lagi ke sekolah.
B.
Langkah- langkah
Inovatif yang Dilakukan
1. Merubah Sistem
Penulis melihat
ada sistem yang salah di sekolah ini.
Sekolah ini lebih buruk dari sekolah negeri yang terburuk sekalipun. Penulis
mendengar banyak keluhan dari para orang tua siswa, yang mengatakan, kadang -
kadang mereka malu mengantar dan menjemput putra- putrinya berangkat dan pulang
sekolah, karena masuk sudah agak siang, tidak pernah ada sangsi kalau
terlambat, dan pukul 09.00 WIB sudah pulang, sehingga masyarakat pada bertanya,
“ini mau berangkat sekolah atau sudah pulang?”. Ketika orang tua menjawab sudah
pulang, sipenanya malah bingung” Kok jam segini sudah pulang? Belajar apa saja
di sekolah?”.
Penulis
berfikiran diwaktu itu, apa kelebihan sekolah ini dari sekolah- sekolah di
sekitarnya, terutama sekolah- sekolah negeri. Apa yang siswa dapatkan ketika
oarng tua memilih SD Muhammadiyah I ini sebagai tempat mendidik putra/ putri
mereka. Maka penulis menilai bahwa yang harus dibenahi di sekolah ini adalah
sistem, Karena satu lembaga akan hancur, kalau dalam pengelolaannya tidak
disertai dengan sistem yang bagus. Sebagus apapun kurikulum yang dipakai, kalau
tidak disertai dengan sistem yang bagus, maka kurikulum yang bagus itu tidakakan
berarti apa- apa. Sebagus apapun gedung sekolah, kalau sistemnya tidak jelas,
akan hancurlah sekolah itu. Sebagus apapun guru- guru dan metode
pembelajarannya, kalau tidak diiringi oleh sistem yang bagus, maka sekolah
tersebut bisa hancur juga.
Itulah yang
terjadi di SD Muhammadiyah I Jakarta pada 5 tahun yang silam.Tidak ada aturan
yang jelas, Kepala sekolah datang pukul berapa dan pulang pukul berapa, guru
datang pukul berapa dan pulang pukul berapa. Kepala sekolah dan guru seharusnya
tidak bekerja di tempat lain, karena akan membuat dia tidak fokus. Bagaimana
kepala sekolah beserta guru- guru melayani peserta didiknya.Apa yang harus
dilakukan. Jam belajar dimulai pukul berapa dan berakhir pukul berapa.
Sistem itulah
yang penulis sampaikan pertama kali kepada para orang tua dan guru- guru,
diantaranya adalah:
a.
Sekolah
yang tadinya 6 hari kerja, dijadikan 5 hari kerja, dari Senin s/d Jum’at.
b.
Bel
tanda masuk akan dibunyikan pada pukul 07.00 WIB dan bel pulang pukul 14.00
WIB, bagi peserta didik kelas I,II dan III, serta pukul 14.30 bagi peserta didik kelas IV, V danVI.
c.
Paling
lambat pukul 06.30 kepala sekolah dan guru- guru sudah ada di gerbang sekolah
menyambut kedatangan peserta didiknya, dan ketika siswa sudah pulang semua,
barulah guru bisa pulang ( paling cepat pukul 15.00 WIB )
d.
Pelajaran
agama yang semula hanya 2 jam/ minggu, sama dengan sekolah negeri, ditingkatkan
menjadi 10 jam/ minggu
e.
Sebagai
nilai tambah yang sebetulnya harus ada di setiap sekolah Muhammadiyah adalah
iqra’/ mengaji setiap hari, shalat zuhur berjam’ah setiap hari serta
menggiatkan shalat dhuha, yang sebelumnyapun tidak ada.
f.
Membenahi
sistem keuangan, dimana selama ini uang ditenteng sana ditenteng sini oleh
bendahara, tidak ada rekening BANK, padahal sekolah ini sudah tua umurnya
Merubah
sistem ini bukanlah pekerjaan mudah, semudah membalikkan telapak tangan, tapi
penuh perjuangan dan resiko.Walaupun begitu penulis yakin sekali bahwa seorang
pemimpin yang baik itu, berani mengambil keputusan dan berani menanggung resiko
dari keputusannya itu.Itulah yang menjadi modal penulis dalam membenahi sekolah
yang sudah mati suri ini.
Sebelum penulis melanjutkan kepada
perubahan sistem, penulis mengundang para orang tua yang masih tersisa di SD
Muhammadiyah I ini untuk memperkenalkan diri serta mensosialisasikan program
yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang. Alhamdulillah, ternyata para
orang tua siswa yang masih tersisa ini sangat antusias dan sangat yakin dengan
perubahan di masa yang akan datang serta sangat mendukung semua program yang
penulis paparkan. Maka penulis sangat optimis, insya Allah kepercayaan
masyarakat pelan tapi pasti, bisa tumbuh kembali.Tidak ada kata yang tidak
mungkin.
Minggu ke tiga penulis ditugaskan
disekolah ini jam belajar, dan jumlah hari belajar dalam seminggu langsung
berubah drastis, yang semula pukul 12.00 WIB, sekolah sudah sepi, berubah
menjadi fullday school dan lima hari kerja. Setengah dari gurunya terpangkas
secara otomatis oleh sistem yang diberlakukan, karena mereka mengajar di
sekolah negeri petang.Mereka berontak dan meminta penulis mempertimbangkan
mereka.Tapi dengan tegas penulis sampaikan bahwa “hidup adalah pilihan”.
Sejalan dengan perubahan jam pulang serta
jumlah hari belajar dalam seminggu, maka otomatis akan sangat berpengaruh kepada
pengembangan kurikulum, dan secara otomatis akan berdampak kepada perubahan jadwal
pelajaran, serta jam kerja guru dan karyawan.
Awal pertama yang penulis lakukan adalah
memberikan layanan prima kepada seluruh siswa yang tersisa di SD Muhammadiyah I
ini dan mengawali kegiatan pagi dengan menyambut kedatangan para siswa, yang
selama ini tidak pernah dilakukan di SD Muhammadiyah 1 Jakarta ini.
Kegiatan lain yang tidak kalah pentingnya
adalah merombak kurikulum yang ada, terutama kurikulum agama, karena alokasi
waktunya juga ditambah dari 2 jam/ minggu, menjadi 10 jam/ minggu, agar para
orang tua yang menitipkan putra/inya di SD Muhammadiyah I Jakarta menjadi punya
harapan lebih dari pada menyekolahkan anak- anaknya di sekolah negeri.
Disamping itu, yang tak kalah pentingnya
yang harus dibenahi di SD Muhammadiyah I adalah sistem keuangannya yang tidak
jelas.SPP kelas I lebih kecil dari SPP Kakak kelasnya.Uang disimpan sendiri
oleh bendahara, tidak ada rekening BANK. Maka penulis memberanikan diri membuka
rekening atas nama pribadi di salah satu BANK atas izin Pengurus Cabang Muhammadiyah
Kemayoran waktu itu.
2. Menghidupkan
bermacam- macam ekstrakurikuler.
Anak dilahirkan
punya potensi, dan dukungan orang - orang disekelilingnya termasuk orang tua
serta pihak sekolah sangat dibutuhkan untuk mengembangakan bakat tersebut ( Aliran
konvergensi ). Jadi sangat tidak berlebihan bahwa sekolah itu mempunyai
kewajiban untuk menggali potensi ana, membina potensi anak,serta mengembangkan
potensi itu.Itulah pentingnya ekstrakurikuler yang banyak di satu sekolah, agar
potensi yang dibawa anak sejak lahir bisa digali, dibina dan dikembangkan. Maka
dari itu penulis membuka peluang kepada para siswa untuk dapat mengexplor
potensi yang mereka miliki serta menyalurkan bakat- bakat terpendam dengan
membuka beberapa ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler
yang dibuka di awal- awal tahun pertama
ini diantaranya Iqro’ setiap hari, Seni baca Al- Quran, Tapak suci putra
Muhammadiyah, Marching band, Hibul Wathan dan Menari.
Alhamdulillah
dalam jangka 2 bulan berbagai ekstrakurikuler tersebut sudah berbentuk dan siap
ditampilkan.Maka dalam rangka mendongkrak popularitas SD Muhammadiyah I yang
sudah terpuruk tersebut, sejalan dengan pembagian rapor semester ganjil 2011/
2012, tepatnya tanggal 25 Desember 2011, diadakanlah pentas seni yang
menampilkan semua kepandaian siswa, termasuk yang tidak kalah menariknya adalah
penampilan siswa I, yaitu “ Hafalan bacaan shalat yang sesuai dengan tuntunan Tarjih
Muhammadiyah”, dimana ketika penulis masuk ke sekolah ini, penulis bingung
dengan bacaan shalat anak- anak, Muhammadiyah bukan, NU bukan. Tapi
Alhamdulillah dalam jangka 2 bulan, kekeliruan yang sudah tertanam di hati para
siswa, dapat dibetulkan, sehingga penulis menyampaikan kepada para orang tua
yang hadir di pentas seni tersebut bahwa:” Kelas
satu selama 3 bulan harus hafal bacaan shalat, kalau tidak hafal uang kembali”.
Alhamdulillah acara tersebut berjalan dengan lancar dan
sukses yang didukung penuh oleh para donator dan para alumni serta lembaga
perguruan tinggi Muhammadiyah yang ada di DKI Jakarta, seperti FKIP UHAMKA, FAI
UHAMKA, FIP UMJ dan FAI UMJ.Acara yang tidak kalah serunya, adalah penampilan
hafalan ayat- ayat juz ke 30 untuk siswa kelas II yang menampilkan lebih dari
10 surat. Alhamdulillah, orang tua juga berdecak kagum karena begitu lancar dan
lantangnya anak- anak melantunkan ayat- ayat, yang selama ini tidak pernah diadakan
di SD Muhammadiyah I, serta banyak lagi acara- acara yang sangat menghibur dan
memukau para penonton.
Sungguh luar
biasa dampak pentas seni tersebut, benar- benar membawa aura positif untuk PPDB
tahun pelajaran 2012/ 2013, yang dibuka pada bulan Januari 2012, walaupun awalnya
tetap menyedihkan, ketika kami datang ke TK- TK, sebanyak lebih kurang 30 TK
yang kami masuki, rata- rata guru dan kepala sekolahnya menyampaikan bahwa SD
Muhammadiyah I tidak bagus, merosot, manajemennya hancur. Tapi dengan penuh
percaya diri penulis meyakinkan guru- guru dan kepala- kepala TK tersebut,
bahwa Insya Allah SD Muhammadiyah I sekarang ini punya sistem baru dan program-
program yang bisa dipertanggungjawabkan.
Alhamdulillah,
pelan tapi pasti, untuk tahun pelajaran 2012/ 2013 siswa barunya berjumlah 32
orang,43 % lebih dari jumlah siswa yang ada dari kelas I s/d kelas VI. Ternyata
masyarakat sekitar kemayoran mulai melirik kembali SD Muhammadiyah I, ada
beberapa anak yang sudah mutasi ke sekolah- sekolah negeri dipindahkan kembali
oleh orang tuanya ke SD Muhammadiyah I.
3.
Merehab Kelas
dan Pengadaan LaboratoriumKomputer
Tiada kata
terlambat, kalau kita mau berbenah.Tiada kata tidak bisa kalau kita mau
berusaha.Alhamdulillah, pada tahun pelajaran 2012/ 2013, SD Muhammadiyah I
mempunyai Laboratorium Komputer dengan 20 komputer.
Untuk dapat
memaksimalkan pengembangan bakat siswa, maka dibuka lagi beberapa
ekstrakurikuler, agar para siswa punya
banyak pilihan dalam rangka mengembangkan bakat, minat serta potensi mereka.
Maka tahun ini dibuka ekstrakurikuler English Club, Matematika Nalaria
Realistik (MNR), calistung, loketa dan komputer.
Pada tahun
pelajaran 2012/ 2013, SD Muhammadiyah I Jakarta yang tadinya mati suri, pelan-
pelan membuka matanya, walaupun belum terlalu pulih dari sakitnya, karena
jumlah siswanya baru beranjak sedikit, dari 72 orang siswa menjadi 98 orang
siswa. Sekolah yang siswanya di bawah 100 orang, itu adalah sekolah yang belum
bisa dikategorikan kepada sekolah sehat. Walaupun begitu, Alhamdulillah
kenaikan jumlah siswanya cukup signifikan, dimana tahun 2011/ 2012 meluluskan
16 orang siswa kelas VI dan mendapatkan 32 orang siswa kelas I
4. Penambahan Ruang Kelas Dengan Cara Merehap Kelas,
dan Mengganti Ubin Seluruh Ruangan Dengan Keramik
SD Muhammadiyah
I Jakarta, dulunya rumah sakit Belanda yang
dihibahkan Belanda kepada pemerintah Batavia, dan pemerintah Batavia
menghibahkan kepada persyarikatan Muhammadiyah, sehingga sampai sekarangpun
bangunannya masih berupa bangunan Belanda, yang ubinnyapun ubin lama yang
berwarna hitam, sehingga kelas- kelasnya teras gelap.Itulah yang penulis rehab,
agar menjadi kelas yang representative sebagairuang belajar.Maka pada tahun
2013/ 2014, mulai direhab- rehab ringan, menambah ruangan kelas, menata ulang
penggunaan ruangan, dan lain- lain serta tahun tersebut juga seluruh ruangan
yang ada lantainya diganti dengan keramik. Alhamdulillah, tahun pelajaran 2013/
2014, siswanya sudah kembali di atas 100 yaitu 130 orang, berarti SD
Muhammadiyah I sudah mulai sembuh dari sakitnya.
5. Penambahan
Daya Listrik dan Pemassangan AC di Seluruh Kelas
Setelah lantai
ruangan diganti dengan keramik, maka sebelum masuk tahun pelajaran 2014/ 2015,
di dalam brosur dan spanduk penerimaan siswa baru tahun pelajaran 2014/ 2015,
penulis cantumkan salah satu fasilitas sekolah itu adalah“ Ruangan kelas ber AC
“. Banyak orang tua siswa yang mempertanayakan hal itu.Dan banyak pula orang
tua yang bimbang dan bertanya- Tanya.Apa benar seluruh ruangan mau dipasang AC? Seandainya seluruh kelas ber AC, apakah beban
biaya persiswa akan dinaikkan? Dan apakah biaya pembelian AC seluruh kelas tersebut
akan dibebankan kepada orang tuasiswa? Bermacam- macam pertanyaan yang
berkecamuk di kepala para wali murid SD Muhammadiyah I, yang sebagian
dilontarkan kepada penulis.
Tetapi ketika
penerimaan rapor tiba, diakhir tahun pelajaran 2013/2014, penulis hanya
berkirim surat kepada orang tua siswa, yang isinya hanya mohon do’a restu,
karena setiap kelas akan dipasang AC, karena konsumen SD Muhammadiyah I Jakarta
waktu itu tingkat ekonominya masih menengah ke bawah, dan tidak mungkin untuk
membebankan itu semua kepada para wali murid, namun penulis tetap memberikan
kesempatan kepada mereka yang ingin berinfak, bershadaqah ataupun berwaqaf.Alhamdulillah
pada awal tahun pelajaran 2014/2015, hari pertama masuk sekolah, semua kelas
sudah dipasang AC, dan daya listrik yang semula 440 wat dinaikkan menjadi
11.000 wat.
6. Penambahan Ruangan Belajar
Sebelum tahun 2012/2013, pengurus pusing
tujuh keliling, karena setiap tahun muridnya makin lama makin berkurang, tetapi
dua tahun kemudian, pengurus Muhammadiyah tetap dibuat pusing, karena
kekurangan ruangan setiap tahunnya. Begitu pula yang terjadi pada tahun
pelajaran 2015/2016 ini, harus menambah kelas, karena siswa yang lulus hanya
satu kelas, dan siswa baru yang diterima sebanyak 2 kelas. Alhamdulillah,
setiap tahun kekurangan kelas tetap teratasi, walaupun dengan merehap ruangan
yang sudah ada,jebol sana jebol sini, bongkar sana bongkar sini sehingga bisa dijadikan ruang belajar.
7. Membangun 2 Ruangan Kelas Baru
Pada tahun pelajaran 2016/2017. Tahun
ini tidak ada lagi yangbisa dilakukan untuk menambah ruangan belajar kecuali
membangun ruang kelas baru( RKB ). Penulis merasa bahwa penulis tidak pintar
mencari dana ke sana- sini seperti kepala- kepala sekolah lainnya, yang mampu
memasukkan proposal ke mana- mana. Penulis rasa karena latar belakang kehidupan
penulis diwaktu kecil sampai dewasa yang tidak pernah meminta kepada orang tua
sekalipun, maka sampai 3x menjadi kepala sekolahpun tidak pintar mencari- cari
dana, memasukkan proposal ke sana ke mari. Akhirnya dengan kesepakatan bersama
dengan Pengurus Cabang Muhammadiyah Kemayoran I, maka untuk tambahan ruang
kelas baru pada tahun pelajaran 2016/2017, penulis bekerjasama dengan BANK
Syari’ah BUKOPIN. Melalui BANK Syari’ah BUKOPIN penulis atas nama SD
Muhammadiyah I Jakarta meminjam uang sebanyak Rp. 300.000.000,-( Tiga ratus
juta rupiah ), dengan masa pengembalian selama 5 tahun.Alhamdulillah dengan
pinjaman BANK tersebut bisa dibangun 2 ruangan kelas baru, yang dapat dipakai
pada awal tahun pelajaran 2016/2017.
C.
Hasil
Pertumbuhan dan Percepatan Yang Diperoleh.
a. Perkembangan Jumlah Siswa.
1.
Oktober,
tahun pelajaran 2011/2012, siswanya berjumlah 72 orang.
2.
Tahun
pelajaran 2012/2013, siswanya berjumlah 98 orang.
3.
Tahun
pelajaran 2013/2014, siswanya berjumlah 130 orang.
4.
Tahun
pelajaran 2014/2015, siswanya berjumlah 158 orang
5.
Tahun
pelajaran 2015/2016, siswanya berjumlah 194 orang
6.
Tahun
pelajaran 2016/2017, siswanya berjumlah 224 orang
7.
Tahun
pelajaran 2017/2018, Insya Allah siswanya akan berjumlah 270 orang( PPDB sudah
tutup pada bulan Maret 2017 )
b. Perkembangan Sarana Prasarana
1.
Tahun
pelajaran 2011/2012:
a.
6
ruang belajar
b.
1
ruangan kepala sekolah, guru, keuangan dan tata usaha
c.
Lantai
ubin biasa
2.
Tahun
pelajaran 2016/2017:
a.
11
ruangan belajar
b.
1
ruang kepala sekolah
c.
1
ruangan guru, keuangan, operator dan bendahara
d.
1
ruang laboratorium computer
e.
1
ruang gudang
f.
1
ruangan aula serbaguna
g.
Seluruh
ruangan sudah dikeramik
h.
Seluruh
ruangan ber AC
c. Perkembangan Intra dan ekstrakurikuler
1.
Tahun
pelajaran 2011/2012
a.
Masuk
pukul 07.00 WIB dan pulang pukul 09.30 WIB untuk kelas rendah, dan pukul 12.00 untuk kelas tinggi
b.
Pelajaran
agama 2 jam/ minggu
c.
Tidak
ada ekstrakurikuler kecuali pramuka
2.
Tahun
pelajaran 2016/2017
a.
Masuk
pukul 07.00 WIB dan pulang pukul 14.00 WIB untuk kelas rendah dan pukul 14.30
WIB untuk kelas tinggi
b.
Pelajaran
agama 10 jam per/minggu
c.
Ada
15 macam ekstrakurikuler yang dikembangkan yaitu:
1.
Iqra’/
Al- Quran setiap hari
2.
Seni
baca Al- Quran
3.
Tapak
Suci Putera Muhammadiyah
5.
Hizbul
Wathan
6.
English
Club
7.
Matematika
Nalaria Realistik
8.
Calistung
9.
Loketa
10. Menari
11. Tahfizhul Quran
12. Komputer
13. Futsal
14. Robotik
15. Catur
Dan
rencana tahun pelajaran 2017/2018 akan ditambah dengan ekskul drama dan panahan
Prestasi
:
1.
Medali
Emas pada Piala Menhan Cup 2017 Taekwondo Open Tournament Kyorugi & Poomsae
Cadet Junior, Kementrian Pertahanan Republik Indonesia.
2.
Juara
I Lomba MHQ Pentas PAI tingkat Jakarta Pusat Tahun 2017.
3.
Harapan
II Lomba MHQ Pentas PAI tingkat Jakarta Pusat Tahun 2017.
4.
Juara
II Lomba Matematika Nalaria Realistik (LMNR) Se DKI Jakarta Tahun 2017.
5.
Juara
II Kejuaraan Pencak Silat Tingkat Jakarta Pusat Campionship 2016.
6.
Medali
Emas (Gold) Musabaqoh Hifdzil Qur'an Internasional OLYQ 2016.
7.
Medali
Perunggu (Bronze) Musabaqoh Hifdzil Qur'an Internasional OLYQ 2016.
8.
Medali
Perunggu (Bronze) Lomba Adzan Internasional OLYQ 2016.
9.
Juara
II Lomba Sepak Bola Festival Lomba Seni Siswa Nasional Tahun 2014
10. Finalis
OLIMPICAD Tingkat Nasional Tahun 2014
11. Juara III
Australian Matematic Competition (AMC) Tahun 2013
12. Predikat Kredit
dan Piagam dari Australia (AMC) Tahun 2013
Kesimpulan
1. SD
Muhammadiyah I Jakarta pada tahun pelajaran 2011/2012 sudah mati suri, dan
ditinggalkan masyarakat, karena hancur sistem.
2. Membangun
sistem itu susah, tapi memperbaiki sistem itu lebih susah.
3. Beberapa
langkah inovatif yang dilakukan untuk mengangkat kembali SD Muhammadiyah I
Jakarta dari keterpurukannya yaitu:
a.
Merubah Sistem
b.
Menghidupkan bermacam- macam ekstrakurukuler.
c.
Merehab Kelas dan Pengadaan Laboratorium
Computer
d.
Penambahan Ruang Kelas Dengan Cara
Merehap Kelas, dan Mengganti Ubin Seluruh Ruangan Dengan Keramik
e.
Penambahan Daya Listrik dan Pemassangan
AC di Seluruh Kelas
f.
Penambahan Ruangan Belajar
g.
Membangun 2 Ruangan Kelas Baru
4. Hasil
Pertumbuhan dan Percepatan Yang Diperoleh.
a.
Dalam jangka 5 tahun perkembangan jumlah
siswa mencapai 300 % ( dibatasi karena ruangan tidak mencukupi )
b.
Dalam jangka 5 tahun ruang kelas dan
ruang- ruang lainnya meningkat sampai 200% lebih dengan fasilitas semua kelas
sudah ber AC
c.
Intra dan ekstrakurikuler berkembang
dengan pesat.